Masih ingat
dengan pelukis Indonesia yang ternama di dunia internasional yang menganut
aliran ekspresionisme atau abstrak? Karena
ketenarannya tersebut, dia dijuluki sebagai maestro seni lukis. Wajar saja
predikat tersebut disandangnya sebab hampir seluruh kehidupan pelukis yang satu
ini diberikan untuk seni lukis dan telah menghasilkan ribuan karya yang diakui dunia.
Ya, inilah Affandi, salah satu pelukis kebanggaan dan legendaris yang dimiliki
bagsa Indonesia.
Untuk
mengabadikan karya-karya Affandi tersebut, dibangunlah museum di tanah yang
menjadi tempat tinggalnya pada tahun 1973, bernama Museum Affandi. Museum yang
letaknya dekat dengan hotel Yogyakarta
di Jalan Raya Yogyakarta-Solo tersebut diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan kala itu, Fuad Hassan. Museum tersebut menampilkan karya-karya agung
sang maestro selama ia hidup dan karya pelukis lain yang ditampungnya. Tak
hanya itu, jika Anda mengunjungi museum yang dibuka untuk umum pada
Senin-Minggu mulai pukul 8.00-13.30 tersebut, Anda akan menemukan sepeda onthel
kuno sebagai alat transportasi yang dipakai Affandi dahulu, rumah yang dihuni
hingga sanggar yang kini digunakan untuk membina bakat melukis anak.
Komplek museum
ini berada di tepi barat Sungai Gajah Wong, sehingga ketika Anda menginap di hotel Yogyakarta di sekitaran wilayah
tersebut, sempatkanlah untuk mengunjungi museum ini. Ada tiga galeri di
Kompleks Museum Affandi dengan galeri I sebagai tempat pembelian tiket dan awal
perjalanan tur. Galeri I dibuka secara pribadi oleh Affandi untuk memuat
sejumlah lukisnnya dari awal berkarya hingga masa akhir hidupnya. Umumnya,
lukisannya berupa sketsa dan karya reproduksi yang memenuhi ruangan berbentuk
lengkung. Menariknya, pada galeri ini pengunjung dapat melihat mobil Colt
Gallan tahu 1978 berwarna kuning kehijauan yang dimodifikasi, sehingga
menyerupai bentuk ikan, serta reproduksi patung berupa potret diri bersama
putrinya, Kartika Affandi.
Memasuki Galeri
II, pengunjung akan dimanjakan dengan sejumlah lukisan para pelukis, baik
pemula maupun senior, yang ditampung di tempat ini. Galeri ini terdiri dari dua
lantai dengan lukisan yang dapat dilihat dari sudut pandangan berbeda. Lantai
pertama berisi lukisan-lukisan abstrak dan lantai kedua menampilkan lukisan
corak realis yang tegas. Sedangkan Galeri III yang berbentuk garis lengkung
dengan atap membentuk pelepah daun pisang tersebut memiliki tiga lantai
multifungsi, di mana lantai pertama sebagai ruang pameran sekaligus lokasi
Sanggar Gajah Wong, lantai kdua sebagai ruang perawatan dan perbaikan lukisan,
serta lantai bawah tanah sebagai tempat penyimpanan koleksi lukisan.
Sementara itu,
berdekatan dengan Galeri III terdapat menara yang digunakan sebagai tempat
melihat pemandangan. Pengunjung dapat melihat panorama bagian museum, Sungah
Gajah Wong, hiruk pikuk jalan raya, serta beberapa hotel di Yogyakarta di sekitarnya. Selanjutnya, perjalanan dapat
dilanjutkan ke arah barat dari menara, di mana ditemukan rumah berasitektur
unik sebagai tempat tinggal Affandi bersama istri dan anaknya. Konsep rumah
panggung dengan tiang penyangga utama berbahan beton dan tiang lain berbahan
kayu tersebut memiliki kolong yang ternyata juga dimanfaatkan sebagai Kafe
Loteng, tempat menjual makanan dan minuman bagi pengunjung. Bagian atas
bangunan tersebut merupakan kamar pribadi Affandi.
Sebelum Anda
mengakhiri perjalanan dan kembali ke hotel
Yogyakarta, mampirlah ke bagian kiri rumah terdapat gerobak yang kini
berfungsi sebagai musala. Padahal sebelumnya, gerobak tersebut merupakan tempat
peristirahatan istri Affandi, Maryati yang menginginkan adanya caravan layaknya
tempat tinggal berpindah oala Amerika, tetapi hasilnya adalah gerobak yang khas
Indonesia. Menyelesaikan perjalanan Anda di Museum Affandi, Anda dapat
berziarah ke makan sang maestro yang wafat 23 Mei 1990 dan istrinya yang berada
di antara Galeri I dan II berhiaskan rimbunan pohon mawar.